News  

AMPERA Flores Desak Evaluasi Proyek Geothermal

  1. Metro24,Jakarta-KBRN, Jakarta: Sejumlah aktivis dari organisasi Amanat Perjuangan Rakyat Flores (AMPERA) mendatangi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi dan mengawal perkembangan eksplorasi energi baru terbarukan berbasis panas bumi (geothermal) di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Flores sendiri telah ditetapkan sebagai Geothermal Island oleh Kementerian ESDM sejak 2017, dengan 27 titik potensi panas bumi. Namun, hingga kini proyek tersebut masih menuai pro dan kontra di tengah masyarakat(8/8/2025).

 

Beberapa perwakilan dari Ampera diterima audiensi dengan pihak Kementerian ESDM. Usai Mance Kota dalam Orasinya mengatakan.

Dalam pernyataannya, AMPERA menilai bahwa hasil eksplorasi geothermal belum sepenuhnya transparan dan belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal.

 

Mereka mendesak pemerintah untuk meninjau ulang seluruh klausul kontrak proyek demi memastikan keadilan ekonomi bagi rakyat Flores.

Baca Juga :  Danrem 071/Wijayakusuma Pimpin Ziarah HUT Ke-78 TNI

 

Berikut beberapa poin tuntutan AMPERA:

Klausul Kontrak Proyek Geothermal Dikaji Ulang, agar berpihak pada keadilan ekonomi masyarakat.

 

• Mendukung Kemandirian Energi, sebagai solusi atas kemiskinan dan pemadaman listrik yang masih sering terjadi.

• Transparansi Bagi Hasil dan Dana CSR, termasuk pembagian untuk pemerintah daerah, provinsi, dan masyarakat.

 

• Listrik Gratis untuk Warga Miskin di sekitar lokasi proyek geothermal.

• Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal dalam operasional proyek.

 

• Seruan Dialog Bersama antara pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat untuk meredam konflik sosial.

 

 

• Hentikan Provokasi yang memperkeruh hubungan antara masyarakat dan pemerintah.

 

Kementerian ESDM menyambut baik aspirasi yang disampaikan dan berkomitmen menjadikannya bahan evaluasi.

 

“Kami mendukung kemandirian energi untuk keadilan ekonomi masyarakat Flores.

Baca Juga :  Brekingnews: Pemilik Tembaga Endrosono Laporkan Kinerja Polsek Semampir ke Polda Jatim

 

Sudah 60 tahun Flores masuk tiga besar provinsi termiskin. Ini harus segera diubah,” ungkap perwakilan Kementerian.

Menurut AMPERA, pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi terbarukan adalah peluang besar bagi Flores untuk keluar dari kemiskinan.

 

Selain lebih murah dan ramah lingkungan dibanding energi fosil, geothermal dapat mendukung pertumbuhan industri dan UMKM yang sangat bergantung pada listrik.

 

Namun, mereka juga mengingatkan agar proyek geothermal dikelola secara profesional, menghindari kasus masa lalu seperti di Mata Loko yang dinilai penuh masalah.

 

“Kalau geothermal ini tidak menguntungkan rakyat, maka wajar jika masyarakat menolak,” tegas mereka.

 

 

AMPERA menyerukan kepada semua pihak untuk menurunkan ego dan kembali membuka ruang dialog berbasis kajian akademik.

 

“Jika ada kajian ilmiah bahwa geothermal ini buruk, kita tolak.

Baca Juga :  Kapolres Pasuruan Kota Sambang Koordinasi Persiapan Kegiatan Haul KH Hamid di Pondok Pesantren Salafiah Dan Bagi Bantuan

 

Tapi kalau sebaliknya terbukti baik dan ramah lingkungan, mengapa tidak dimanfaatkan?” tambahnya.

 

Mereka berharap jlg, geothermal menjadi jalan menuju kemandirian energi yang adil dan berkelanjutan bagi rakyat Flores dan NTT secara umum.

(Reporter H.Ranto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *